Shui Hu Zhuan merupakan roman yang sangat terkenal sejak zaman Dinasti Ming, bahkan telah menjadi salah satu dari empat roman klasik terpopuler dunia hingga sekarang. Karya sastra ini juga menjadi best seller dalam berbagai versi terjemahannya. Di Indonesia, roman ini dikenal dengan judul: Tepi Air dan 108 Pendekar Liang Shan. Judul versi terjemahan bahasa Inggrisnya antara lain: Water Margin, All Men are Brothers, Outlaws of the Marsh, 108 Bandits of Liang Shan. Sedangkan dalam bahasa Jepang, roman ini dikenal dengan nama: Suikoden.
Shui Hu Zuan marupakan rangkaian kisah beraneka macam manusia yang hidupnya tertindas. Roman klasik ini mengungkapkan bagaimana sikap mereka dalam menghadapi badai kehidupan tersebut dan bagaimana mereke kemudian dipersatukan oleh kesamaan nasib, serta bagaimana pula pada akhirnya mereka bergabung dan membalas. Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini telah dikenal di kalangan luas jauh sebelum karya sastra ini terbit pertama kalinya.
Penulis roman ini adalah Shi Nai'an dengan bantuan Luo Guan Zhong. Ada dugaan bahwa Shi Nai'an adalah nama samaran dari Luo sendiri. Namun, versi lain yang lebih populer menyebutkan bahwa Shi Nai'an-lah penulis novel ini dan Luo Guan Zhong adalah muridnya yang dipercaya menjadi editor ketika itu
Shui Hu Zhuan merupakan roman yang sangat terkenal sejak zaman Dinasti Ming, bahkan telah menjadi salah satu dari empat roman klasik terpopuler dunia hingga sekarang. Karya sastra ini juga menjadi best seller dalam berbagai versi terjemahannya. Di Indonesia, roman ini dikenal dengan judul: Tepi Air dan 108 Pendekar Liang Shan. Judul versi terjemahan bahasa Inggrisnya antara lain: Water Margin, All Men are Brothers, Outlaws of the Marsh, 108 Bandits of Liang Shan. Sedangkan dalam bahasa Jepang, roman ini dikenal dengan nama: Suikoden.
Shui Hu Zuan marupakan rangkaian kisah beraneka macam manusia yang hidupnya tertindas. Roman klasik ini mengungkapkan bagaimana sikap mereka dalam menghadapi badai kehidupan tersebut dan bagaimana mereke kemudian dipersatukan oleh kesamaan nasib, serta bagaimana pula pada akhirnya mereka bergabung dan membalas. Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini telah dikenal di kalangan luas jauh sebelum karya sastra ini terbit pertama kalinya.
Penulis roman ini adalah Shi Nai'an dengan bantuan Luo Guan Zhong. Ada dugaan bahwa Shi Nai'an adalah nama samaran dari Luo sendiri. Namun, versi lain yang lebih populer menyebutkan bahwa Shi Nai'an-lah penulis novel ini dan Luo Guan Zhong adalah muridnya yang dipercaya menjadi editor ketika itu