Ada yang kerap memburu. Menempel dan menebal di punggung bahu. Mengusutkan cerita-memberatkan perlawanan atas musuh-musuh yang tampak atau terselubung di balik penglihatan yang kadang abu-abu. Mereka musim acap berganti tubuh; kemarau dan salju yang senantiasa menyeruakkan cuaca ekstrim di tanah-tanah berlubang itu. Menusuk-nusuk hingga ke jantung paru. Siasat busuk dan udara pahit yang pecah seribu. Meresap ke aliran darah ke kering nadi sampai yang ada cuma pekik kami--anak-anak perjuangan yang tumbuh besar hanya dengan bekal selembar doa. Lagi-lagi kami tak akan kalah. Kendati maut. Kendati alur kisah yang rumit kemelut. Kendati panas bara api selalu tersulut. Karena di genggaman, ada titah berharga yang sudah lebih dulu dititipkan. Dan yang demikian, ialah bagi sebuah pencapaian.
“Kita lahir, hidup, dan mati untuk suci tujuan. Tumpas segala yang menghalang. Singkirkan ketakutan. Kita datang dan pergi untuk terang kemenangan!”
Ada yang kerap memburu. Menempel dan menebal di punggung bahu. Mengusutkan cerita-memberatkan perlawanan atas musuh-musuh yang tampak atau terselubung di balik penglihatan yang kadang abu-abu. Mereka musim acap berganti tubuh; kemarau dan salju yang senantiasa menyeruakkan cuaca ekstrim di tanah-tanah berlubang itu. Menusuk-nusuk hingga ke jantung paru. Siasat busuk dan udara pahit yang pecah seribu. Meresap ke aliran darah ke kering nadi sampai yang ada cuma pekik kami--anak-anak perjuangan yang tumbuh besar hanya dengan bekal selembar doa. Lagi-lagi kami tak akan kalah. Kendati maut. Kendati alur kisah yang rumit kemelut. Kendati panas bara api selalu tersulut. Karena di genggaman, ada titah berharga yang sudah lebih dulu dititipkan. Dan yang demikian, ialah bagi sebuah pencapaian.
“Kita lahir, hidup, dan mati untuk suci tujuan. Tumpas segala yang menghalang. Singkirkan ketakutan. Kita datang dan pergi untuk terang kemenangan!”