Seseorang yang menekuni bidang medis umumnya berperangai ramah, penyabar dan punya kepedulian yang tinggi untuk menolong mereka yang terluka, tetapi itu tidak berlaku bagi Zag Waringga, dia tipikal pemarah, emosian juga pendendam, alih-alih menciptakan ramuan yang menyembuhkan dia malah menciptakan racun paling mematikan. Lain halnya dengan Nawacita, dia adalah sosok yang begitu perhatian, penuh belas kasihan namun kelampau naif, padahal dia memiliki potensi istimewa yang selangka bintang jatuh, yakni merasakan detak jantung beserta aliran darah secara terperinci.
Arteri akan mendenyutkan sebuah kisah yang berangkat dari pertanyaan : apakah tempat yang kini kau tempati sudah tepat? Bagaimana jika itu tidak sesuai dengan karakter dan tujuan hidupmu? Apakah petuah di mana pun kau ditempatkan Tuhan selalu punya alasan, perlu direvisi?
Arteri sebagai pembuluh yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh, akan mengajakmu ke dunia yang lain dari pada yang lain, kisah yang meletupkan fantasi, aksi, konspirasi juga tentu saja romansa yang tepat menghujam jantungmu.
"Aku ingin menjadi arteri sang pembuluh, yang bersama degup terjujurmu mengarungi setiap ruas jaringan tanpa sekalipun berpikir melewatkan"
***
"Arteri mengemas banyak keunggulan : diksi yang menarik dan intens, tema yang tak biasa dan alur yang membuat ternganga. Acung jempol untuk Sangaji Munkian, sang penulis novel! Bisa jadi masa depan dunia fiksi kelak adalah miliknya. "
--Afifah Afra
Arteri memandang dunia dari balik ramuan eksentrik, lalu mengantarkan esensinya bagai nadi merasuki jantung. Kejelian SJ Munkian adalah melihat lebih jauh kedalaman makna dari kisah yang menyentuh kekuatan sejati, yaitu cinta. Arterio tak cukup dinikmati saja, Arterio layak untuk diresapi dan disesapi.”
Seseorang yang menekuni bidang medis umumnya berperangai ramah, penyabar dan punya kepedulian yang tinggi untuk menolong mereka yang terluka, tetapi itu tidak berlaku bagi Zag Waringga, dia tipikal pemarah, emosian juga pendendam, alih-alih menciptakan ramuan yang menyembuhkan dia malah menciptakan racun paling mematikan. Lain halnya dengan Nawacita, dia adalah sosok yang begitu perhatian, penuh belas kasihan namun kelampau naif, padahal dia memiliki potensi istimewa yang selangka bintang jatuh, yakni merasakan detak jantung beserta aliran darah secara terperinci.
Arteri akan mendenyutkan sebuah kisah yang berangkat dari pertanyaan : apakah tempat yang kini kau tempati sudah tepat? Bagaimana jika itu tidak sesuai dengan karakter dan tujuan hidupmu? Apakah petuah di mana pun kau ditempatkan Tuhan selalu punya alasan, perlu direvisi?
Arteri sebagai pembuluh yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh, akan mengajakmu ke dunia yang lain dari pada yang lain, kisah yang meletupkan fantasi, aksi, konspirasi juga tentu saja romansa yang tepat menghujam jantungmu.
"Aku ingin menjadi arteri sang pembuluh, yang bersama degup terjujurmu mengarungi setiap ruas jaringan tanpa sekalipun berpikir melewatkan"
***
"Arteri mengemas banyak keunggulan : diksi yang menarik dan intens, tema yang tak biasa dan alur yang membuat ternganga. Acung jempol untuk Sangaji Munkian, sang penulis novel! Bisa jadi masa depan dunia fiksi kelak adalah miliknya. "
--Afifah Afra
Arteri memandang dunia dari balik ramuan eksentrik, lalu mengantarkan esensinya bagai nadi merasuki jantung. Kejelian SJ Munkian adalah melihat lebih jauh kedalaman makna dari kisah yang menyentuh kekuatan sejati, yaitu cinta. Arterio tak cukup dinikmati saja, Arterio layak untuk diresapi dan disesapi.”