Read Anywhere and on Any Device!

Subscribe to Read | $0.00

Join today and start reading your favorite books for Free!

Read Anywhere and on Any Device!

  • Download on iOS
  • Download on Android
  • Download on iOS

Jejak-jejak Hidup Tang Sanzang menurut Penuturan Muridnya

Jejak-jejak Hidup Tang Sanzang menurut Penuturan Muridnya

Tonny Mustika
5/5 ( ratings)
 Buku ini berisi goresan riwayat hidup Tang Sanzang atau Xuanzang, seorang biksu intelektual, penjelajah, dan penerjemah Abad ke-7 dari Tiongkok.  Biksu yang terkenal lantaran Kisah Kera Sakti karena perjalanannya ke Barat untuk mencari kitab suci. Namun alih-alih demikian buku ini bukan tentang Tang Sanzang dalam kisah tersebut melainkan sosok Tang Sanzang sebagai figur historis.

Di usianya ke-29 biksu Tang Sanzang menempuh perjalanan selama 17 tahun lamanya sejauh kurang lebih 25.000 kilometer dari Tiongkok melintasi Asia Tengah menuju ke India. Perjalanan yang bukan saja harus menempuh medan berat karena harus melintasi padang gurun tandus, sungai berarus deras, dan pegunungan bersalju, namun juga harus berhadap-hadapan dengan para bandit. Kisah perjalanan inilah yang lantas oleh Wu Chengen,  pujangga Tiongkok Abad ke-16,  angkat secara simbolik dalam novel epik berjudul Xiyouji (yang berkat ini sosok Tang Sanzang menjelma menjadi tokoh dongeng populer yang dikenal dunia dalam Kisah Kera Sakti.

Namun kisah perjalanan sejati Tang Sanzang tidak terlalu banyak terungkap ke publik luas. Berbeda dengan novel fiksi yang ditulis hampir seribu tahun setelah wafatnya Tang Sanzang, keunikan buku ini adalah penulisnya, Biksu Huili, yang mengenal Tang Sanzang  secara pribadi serta mengaguminya sebagai seorang Guru. 

Sebagian ahli meyakini bahwa Tang Sanzang sendirilah yang mendikte Huili dalam menulis biografi ini, sehingga karya ini bukan saja mencatat pengalaman pribadinya, namun juga memuat beragam deskripsi mengenai kerajaan, kehidupan masyarakat, kondisi alam dari serangkaian wilayah yang dilaluinya (yang terbentang dari Xinjiang di Tiongkok hingga Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, India, Nepal, dan Sri Lanka. 

Itulah sebabnya membaca buku ini bukan saja terasa seperti membaca kisah petualangan, namun juga berisi informasi budaya yang kaya mengenai peradaban masa silam yang kini hanya tersisa puing-puing reruntuhan.  
Language
Indonesian
Pages
598
Format
ebook
Publisher
Cermin Hening
Release
May 30, 2018

Jejak-jejak Hidup Tang Sanzang menurut Penuturan Muridnya

Tonny Mustika
5/5 ( ratings)
 Buku ini berisi goresan riwayat hidup Tang Sanzang atau Xuanzang, seorang biksu intelektual, penjelajah, dan penerjemah Abad ke-7 dari Tiongkok.  Biksu yang terkenal lantaran Kisah Kera Sakti karena perjalanannya ke Barat untuk mencari kitab suci. Namun alih-alih demikian buku ini bukan tentang Tang Sanzang dalam kisah tersebut melainkan sosok Tang Sanzang sebagai figur historis.

Di usianya ke-29 biksu Tang Sanzang menempuh perjalanan selama 17 tahun lamanya sejauh kurang lebih 25.000 kilometer dari Tiongkok melintasi Asia Tengah menuju ke India. Perjalanan yang bukan saja harus menempuh medan berat karena harus melintasi padang gurun tandus, sungai berarus deras, dan pegunungan bersalju, namun juga harus berhadap-hadapan dengan para bandit. Kisah perjalanan inilah yang lantas oleh Wu Chengen,  pujangga Tiongkok Abad ke-16,  angkat secara simbolik dalam novel epik berjudul Xiyouji (yang berkat ini sosok Tang Sanzang menjelma menjadi tokoh dongeng populer yang dikenal dunia dalam Kisah Kera Sakti.

Namun kisah perjalanan sejati Tang Sanzang tidak terlalu banyak terungkap ke publik luas. Berbeda dengan novel fiksi yang ditulis hampir seribu tahun setelah wafatnya Tang Sanzang, keunikan buku ini adalah penulisnya, Biksu Huili, yang mengenal Tang Sanzang  secara pribadi serta mengaguminya sebagai seorang Guru. 

Sebagian ahli meyakini bahwa Tang Sanzang sendirilah yang mendikte Huili dalam menulis biografi ini, sehingga karya ini bukan saja mencatat pengalaman pribadinya, namun juga memuat beragam deskripsi mengenai kerajaan, kehidupan masyarakat, kondisi alam dari serangkaian wilayah yang dilaluinya (yang terbentang dari Xinjiang di Tiongkok hingga Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, India, Nepal, dan Sri Lanka. 

Itulah sebabnya membaca buku ini bukan saja terasa seperti membaca kisah petualangan, namun juga berisi informasi budaya yang kaya mengenai peradaban masa silam yang kini hanya tersisa puing-puing reruntuhan.  
Language
Indonesian
Pages
598
Format
ebook
Publisher
Cermin Hening
Release
May 30, 2018

Rate this book!

Write a review?

loader