Read Anywhere and on Any Device!

Subscribe to Read | $0.00

Join today and start reading your favorite books for Free!

Read Anywhere and on Any Device!

  • Download on iOS
  • Download on Android
  • Download on iOS

Tragedi di Halaman Belakang

Tragedi di Halaman Belakang

Eko Rusdianto
0/5 ( ratings)
Sejarah Indonesia selalu ditulis dari sudut pandang penguasa. Mereka doyan bercerita tentang peperangan dan penaklukan, membuat imajinasi kita hanya berisi kisah-kisah ketangguhan para jenderal. Kekerasan di dalamnya tergantikan unsur kepahlawanan. Orang-orang biasa yang jadi korban konflik antarpenguasa, yang sesungguhnya menjalani hidup dengan damai, dilupakan begitu saja. Kita tidak pernah tahu bagaimana mereka bertahan melalui sebuah tragedi lalu meneruskan hidup sambil membawa trauma dan kesedihan.

Lewat Sulawesi, Eko Rusdianto ingin membuka selubung itu. Berbekal pengalaman sebagai jurnalis serta kecintaan pada perjalanan, ia mengelilingi pulau di Indonesia Timur ini guna mengumpulkan cerita-cerita dari korban kekerasan masa lalu. Kisah anak-anak yang orang tuanya dibunuh sebab menolak perintah pindah agama dari pasukan Kahar Muzakkar, saksi hidup pembantaian Westerling, tapol 65 di kamp Moncongloe, konflik antaragama Poso, memori anak-anak curian Timor Leste yang dibawa ke Sulawesi oleh ABRI, juga pemeluk Nasrani yang menggunakan nama Islam demi menyelamatkan nyawanya. Kejahatan-kejahatan itu kebanyakan tidak terselesaikan. Korbannya kini menua, hanya dapat menceritakannya sebab harapan tampak tak lagi tersedia.

Ditulis dengan pendekatan antropologi yang meyakinkan, buku ini tidak hanya menampilkan kisah kekerasan Sulawesi, tetapi juga jiwa manusia yang redup usai melewati babak panjang kekerasan. Meski demikian, mereka masih dapat menertawakannya.
Language
Indonesian
Pages
192
Format
Paperback
Release
October 01, 2020
ISBN 13
9786239108984

Tragedi di Halaman Belakang

Eko Rusdianto
0/5 ( ratings)
Sejarah Indonesia selalu ditulis dari sudut pandang penguasa. Mereka doyan bercerita tentang peperangan dan penaklukan, membuat imajinasi kita hanya berisi kisah-kisah ketangguhan para jenderal. Kekerasan di dalamnya tergantikan unsur kepahlawanan. Orang-orang biasa yang jadi korban konflik antarpenguasa, yang sesungguhnya menjalani hidup dengan damai, dilupakan begitu saja. Kita tidak pernah tahu bagaimana mereka bertahan melalui sebuah tragedi lalu meneruskan hidup sambil membawa trauma dan kesedihan.

Lewat Sulawesi, Eko Rusdianto ingin membuka selubung itu. Berbekal pengalaman sebagai jurnalis serta kecintaan pada perjalanan, ia mengelilingi pulau di Indonesia Timur ini guna mengumpulkan cerita-cerita dari korban kekerasan masa lalu. Kisah anak-anak yang orang tuanya dibunuh sebab menolak perintah pindah agama dari pasukan Kahar Muzakkar, saksi hidup pembantaian Westerling, tapol 65 di kamp Moncongloe, konflik antaragama Poso, memori anak-anak curian Timor Leste yang dibawa ke Sulawesi oleh ABRI, juga pemeluk Nasrani yang menggunakan nama Islam demi menyelamatkan nyawanya. Kejahatan-kejahatan itu kebanyakan tidak terselesaikan. Korbannya kini menua, hanya dapat menceritakannya sebab harapan tampak tak lagi tersedia.

Ditulis dengan pendekatan antropologi yang meyakinkan, buku ini tidak hanya menampilkan kisah kekerasan Sulawesi, tetapi juga jiwa manusia yang redup usai melewati babak panjang kekerasan. Meski demikian, mereka masih dapat menertawakannya.
Language
Indonesian
Pages
192
Format
Paperback
Release
October 01, 2020
ISBN 13
9786239108984

Rate this book!

Write a review?

loader