Pertemuan semula Qhazal dan Widya Hanna menyingkap kembali kisah silam yang sama sekali tidak ingin Qhazal ingati. Luka, kecewa, sakit dan perih, itulah yang dia rasakan saat bertentang mata dengan Widya. Dia menghindar, mengirim pesan dingin kerana tidak mudah untuknya memaafkan setelah dia tersakiti oleh sebuah pengkhianatan.
"Saya dah pergi seperti mana Engku minta. Kalau Engku kata hari ini saya meminta pertemuan ini, demu Tuhan, saya tak pernah meminta kerana Engku masih berdendam!" - WIDYA.
"Kau minta aku tak berdendam? Kau nak aku berlapang dada setelah melepaskan satu-satunya pesalah yang membuatkan hidup aku gelap serta-merta?" - QHAZAL.
Saat mereka menghindar, tetap jua takdir mendekatkan. Mereka bersatu namun bagi Qhazal, rasa cintanya sudah mati. Yang tersisa hanya dendam. Widya pasrah, rela terhukum oleh kesalahan yang diletakkan di pundaknya.
"Aku bertahan setia, Hinga Cinta Menemukanmu." - WIDYA.
Namun sampai bila dia harus tersakiti? Harus apa dia? Mengundur diri atau terus berjuang demi cintanya? ...Dan saat takdir mengungkap kebenaran, tegakah Qhazal terus menghukum sedang hatinya masih gian mencantum rasa yang pernah berserakan?
"Aku bertahan deria, Hingga Cinta Menemukanmu." - QHAZAL
Pertemuan semula Qhazal dan Widya Hanna menyingkap kembali kisah silam yang sama sekali tidak ingin Qhazal ingati. Luka, kecewa, sakit dan perih, itulah yang dia rasakan saat bertentang mata dengan Widya. Dia menghindar, mengirim pesan dingin kerana tidak mudah untuknya memaafkan setelah dia tersakiti oleh sebuah pengkhianatan.
"Saya dah pergi seperti mana Engku minta. Kalau Engku kata hari ini saya meminta pertemuan ini, demu Tuhan, saya tak pernah meminta kerana Engku masih berdendam!" - WIDYA.
"Kau minta aku tak berdendam? Kau nak aku berlapang dada setelah melepaskan satu-satunya pesalah yang membuatkan hidup aku gelap serta-merta?" - QHAZAL.
Saat mereka menghindar, tetap jua takdir mendekatkan. Mereka bersatu namun bagi Qhazal, rasa cintanya sudah mati. Yang tersisa hanya dendam. Widya pasrah, rela terhukum oleh kesalahan yang diletakkan di pundaknya.
"Aku bertahan setia, Hinga Cinta Menemukanmu." - WIDYA.
Namun sampai bila dia harus tersakiti? Harus apa dia? Mengundur diri atau terus berjuang demi cintanya? ...Dan saat takdir mengungkap kebenaran, tegakah Qhazal terus menghukum sedang hatinya masih gian mencantum rasa yang pernah berserakan?
"Aku bertahan deria, Hingga Cinta Menemukanmu." - QHAZAL