Dari 51 cerpen yang dimuat di Harian Kompas selama 2008, peraih Khatulistiwa Literary Award 2004, Linda Christanty, dan pengajar filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Rocky Gerung, memilih 15 cerpen untuk antologi ini.
"Smokol" karya Nukila Akmal, terpilih sebagai cerpen terbaik. Rocky menarik benang merah dari "Smokol", kisah jamuan di meja makan, ke kehidupan kita sehari-hari, dari politik pencitraan hingga politik "rasa lapar" yang wujudnya adalah korupsi, sekaligus upaya mencari keadilan, kesetaraan, dan kebebasan.
Dari 51 cerpen yang dimuat di Harian Kompas selama 2008, peraih Khatulistiwa Literary Award 2004, Linda Christanty, dan pengajar filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Rocky Gerung, memilih 15 cerpen untuk antologi ini.
"Smokol" karya Nukila Akmal, terpilih sebagai cerpen terbaik. Rocky menarik benang merah dari "Smokol", kisah jamuan di meja makan, ke kehidupan kita sehari-hari, dari politik pencitraan hingga politik "rasa lapar" yang wujudnya adalah korupsi, sekaligus upaya mencari keadilan, kesetaraan, dan kebebasan.