Aliska tidak sengaja bertemu Saski di dalam taksi gara-garanya Aliska mengeluarkan pensil lucu untuk kado adiknya, Rani. Dari sebuah pensil, lantas terciptalah sebuah obrolan menyenangkan di antara mereka. Saski orang yang menyenangkan, ia pendatang baru di Palembang. Saski juga baik, karena ia mengongkosi Aliska tanpa diminta.
Aliska takjub dengan perkenalan ’ajaib’ mereka. Aliska tak kalah terkejut ternyata mereka satu sekolah. Yup, Saski murid baru di kelas mereka. Secara kebetulan, Vina –teman sebangku Aliska, hari itu memilih pindah duduk bersama Devi. Jadilah Saski dan Aliska duduk sebangku dan akhirnya bersahabat. Mereka bersahabat berempat, ada Audy dan Qila pula di sana.
Mereka berempat banyak memiliki kesamaan hobi, termasuk menulis buku harian. Suatu hari, buku harian Audy hilang. Setelah dicari ternyata buku harian itu di temukan di dalam tas Saski. Devi berulang kali memojokkan Saski. Audy tak kalah sedih ketika mengetahui yang mengambil buku hariannya adalah Saski. Namun, Aliska tidak percaya Saski yang mengambil buku harian Audy. Untung saja mereka mempunyai serbuk ajaib. Dengan bantuan serbuk ajaib akhirnya pelaku sebenarnya yang mengambil buku harian Audy ketahuan.
Sebuah novel anak yang menyenangkan. Jangan terkecoh dengan judulnya yang berbau dongeng. Karena novel anak ini pure bacaan anak yang gak ada unsur gak masuk akalnya di sana. Kekurangannya, karena settingnya di Palembang *horeeey* Mbak Ichen kurang mengeksplore bagian ini. Aku sih berharap ada suatu momen mereka berempat jalan-jalan ke tempat wisata di Palembang , apalagi Saski anak baru di Palembang. Tentu lebih asyik, kan bisa sekalian mempromosikan Palembang xixixi :) *aku jadi ada ide buat novel anak juga ini :p hehehehe* Oh ya, juga soal serbuk ajaib, mungkin lebih enak kalau diceritakan asal-usul serbuk ajaib tersebut, agar teman-teman di kelas lebih percaya.
Namun terlepas dari itu semua, Aliska dan Serbuk Ajaib adalah novel anak yang keren. Mengajarkan anak-anak akan pentingnya persahabatan dan rasa percaya satu sama lain.
Aliska tidak sengaja bertemu Saski di dalam taksi gara-garanya Aliska mengeluarkan pensil lucu untuk kado adiknya, Rani. Dari sebuah pensil, lantas terciptalah sebuah obrolan menyenangkan di antara mereka. Saski orang yang menyenangkan, ia pendatang baru di Palembang. Saski juga baik, karena ia mengongkosi Aliska tanpa diminta.
Aliska takjub dengan perkenalan ’ajaib’ mereka. Aliska tak kalah terkejut ternyata mereka satu sekolah. Yup, Saski murid baru di kelas mereka. Secara kebetulan, Vina –teman sebangku Aliska, hari itu memilih pindah duduk bersama Devi. Jadilah Saski dan Aliska duduk sebangku dan akhirnya bersahabat. Mereka bersahabat berempat, ada Audy dan Qila pula di sana.
Mereka berempat banyak memiliki kesamaan hobi, termasuk menulis buku harian. Suatu hari, buku harian Audy hilang. Setelah dicari ternyata buku harian itu di temukan di dalam tas Saski. Devi berulang kali memojokkan Saski. Audy tak kalah sedih ketika mengetahui yang mengambil buku hariannya adalah Saski. Namun, Aliska tidak percaya Saski yang mengambil buku harian Audy. Untung saja mereka mempunyai serbuk ajaib. Dengan bantuan serbuk ajaib akhirnya pelaku sebenarnya yang mengambil buku harian Audy ketahuan.
Sebuah novel anak yang menyenangkan. Jangan terkecoh dengan judulnya yang berbau dongeng. Karena novel anak ini pure bacaan anak yang gak ada unsur gak masuk akalnya di sana. Kekurangannya, karena settingnya di Palembang *horeeey* Mbak Ichen kurang mengeksplore bagian ini. Aku sih berharap ada suatu momen mereka berempat jalan-jalan ke tempat wisata di Palembang , apalagi Saski anak baru di Palembang. Tentu lebih asyik, kan bisa sekalian mempromosikan Palembang xixixi :) *aku jadi ada ide buat novel anak juga ini :p hehehehe* Oh ya, juga soal serbuk ajaib, mungkin lebih enak kalau diceritakan asal-usul serbuk ajaib tersebut, agar teman-teman di kelas lebih percaya.
Namun terlepas dari itu semua, Aliska dan Serbuk Ajaib adalah novel anak yang keren. Mengajarkan anak-anak akan pentingnya persahabatan dan rasa percaya satu sama lain.