Read Anywhere and on Any Device!

Subscribe to Read | $0.00

Join today and start reading your favorite books for Free!

Read Anywhere and on Any Device!

  • Download on iOS
  • Download on Android
  • Download on iOS

Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000

Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000

Anwar Jimpe Rachman
4.9/5 ( ratings)
DALAM rentangan seribu tahun, sejak tahun 600-1600, Laut Jawa didominasi oleh lingkaran kerajaan-kerajaan maritim yang penguasanya terlibat dalam penjarahan, perdaganan dan pernikahan jarak jauh. Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar menjelajahi proses ekonomi, politik dan simbolik yang menggabungkan masyarakat Makassar ke dalam sistem regional. Ketika kekaisaran seperti Sriwijaya, Kediri dan Melaka menggenggam hegemoni atas wilayah ini, mereka memperkenalkan model-model baru kerajaan di wilayah pinggiran seperti Makassar di pesisir Sulawesi Selatan. Saat model demi model kuasa istana bergantian duduk di singgasana, model ini melekat ke dalam mitos dan ritual lokal. Tatkala raja-raja Sulawesi Selatan memeluk Islam di awal abad ke 17, setidaknya ada enam model kekuasaan yang hadir di wilayah ini. Islam memperkenalkan model-model religius dan politik yang baru, dan menambahkan kompleksitas simbolis di kawasan ini.

Untuk memahami lebih baik kaitan antara pengetahuan simbolik dan kekuasaan tradisional istana di masyarakat Makassar, Thomas Gibson menggunakan banyak jenis sumber dari beragam disiplin akademik. Dia menunjukkan bagaimana mitos dan ritual menghubungkan bentuk pengetahuan praktis dengan kategori-kategori dasar seperti gender dan pelapisan berdasar keturunan, serta fenomena alam, ruang angkasa dan kosmologis. Dia juga memperlihatkan bagaimana agen-agen historis menggunakan infrastruktur simbolik ini untuk menggapai tujuan politik dan ideologisnya.

Gibson menyimpulkan dengan meletakkan bahan ini dalam kaitannya dengan Islam dan ritual-ritual siklus hidup. Gibson melakukan analisis antropologis, mitologis, tekstual dan historis untuk memperlihatkan bahwa pengetahuan simbolik Makassar tidak tersusun oleh seamless whole. Melainkan terbangun dari beragam model yang saling bersaing, masing-masing dengan asal-usul historis dan sumber geografis yang unik. Buku ini menarik bagi mereka yang mendalami antropologi, folklor, sejarah dan ilmu politik perbandingan; dan bidang interdisiplin yang baru mencuat, kajian budaya, subaltern dan poskolonial; serta asal-usul globalisme dan transnasionalisme.

>> opini, komentar, ulasan, dan tulisan terkait:


Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar | penerbit-ininnawa.blogspot.co.id
Thomas P. Gibson | www.rochester.edu
Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000 | www.academia.edu
Menelusuri Jejak-Jejak Tradisi Simbolik | desaku.blogdetik.com -22 Feb 2010.
Language
Indonesian
Pages
341
Format
Paperback
Publisher
Ininnawa
Release
May 01, 2009
ISBN 13
9789799849984

Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000

Anwar Jimpe Rachman
4.9/5 ( ratings)
DALAM rentangan seribu tahun, sejak tahun 600-1600, Laut Jawa didominasi oleh lingkaran kerajaan-kerajaan maritim yang penguasanya terlibat dalam penjarahan, perdaganan dan pernikahan jarak jauh. Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar menjelajahi proses ekonomi, politik dan simbolik yang menggabungkan masyarakat Makassar ke dalam sistem regional. Ketika kekaisaran seperti Sriwijaya, Kediri dan Melaka menggenggam hegemoni atas wilayah ini, mereka memperkenalkan model-model baru kerajaan di wilayah pinggiran seperti Makassar di pesisir Sulawesi Selatan. Saat model demi model kuasa istana bergantian duduk di singgasana, model ini melekat ke dalam mitos dan ritual lokal. Tatkala raja-raja Sulawesi Selatan memeluk Islam di awal abad ke 17, setidaknya ada enam model kekuasaan yang hadir di wilayah ini. Islam memperkenalkan model-model religius dan politik yang baru, dan menambahkan kompleksitas simbolis di kawasan ini.

Untuk memahami lebih baik kaitan antara pengetahuan simbolik dan kekuasaan tradisional istana di masyarakat Makassar, Thomas Gibson menggunakan banyak jenis sumber dari beragam disiplin akademik. Dia menunjukkan bagaimana mitos dan ritual menghubungkan bentuk pengetahuan praktis dengan kategori-kategori dasar seperti gender dan pelapisan berdasar keturunan, serta fenomena alam, ruang angkasa dan kosmologis. Dia juga memperlihatkan bagaimana agen-agen historis menggunakan infrastruktur simbolik ini untuk menggapai tujuan politik dan ideologisnya.

Gibson menyimpulkan dengan meletakkan bahan ini dalam kaitannya dengan Islam dan ritual-ritual siklus hidup. Gibson melakukan analisis antropologis, mitologis, tekstual dan historis untuk memperlihatkan bahwa pengetahuan simbolik Makassar tidak tersusun oleh seamless whole. Melainkan terbangun dari beragam model yang saling bersaing, masing-masing dengan asal-usul historis dan sumber geografis yang unik. Buku ini menarik bagi mereka yang mendalami antropologi, folklor, sejarah dan ilmu politik perbandingan; dan bidang interdisiplin yang baru mencuat, kajian budaya, subaltern dan poskolonial; serta asal-usul globalisme dan transnasionalisme.

>> opini, komentar, ulasan, dan tulisan terkait:


Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar | penerbit-ininnawa.blogspot.co.id
Thomas P. Gibson | www.rochester.edu
Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000 | www.academia.edu
Menelusuri Jejak-Jejak Tradisi Simbolik | desaku.blogdetik.com -22 Feb 2010.
Language
Indonesian
Pages
341
Format
Paperback
Publisher
Ininnawa
Release
May 01, 2009
ISBN 13
9789799849984

Rate this book!

Write a review?

loader