Seorang gadis bernama Ayang menderita
kelainan batuk, sebenarnya karena dikutuk setiap kali dipeluk.
Nasib Ayang benar-benar malang. Ia menderita. Setiap kali batuk satu giginya
tanggal, hingga akhirnya ia ompong. Pandangannya kosong. Untuk mengganti giginya
yang tanggal, dipasang gigi anjing. Tapi suara Ayang jadi melengking…
Kutipan di atas ada dalam buku ini. Tapi itu bukan cerita yang sesungguhnya,
karena kejadian membentuk ceritanya sendiri. Setiap kata mengajak kata yang
berdekatan, lalu ada kalanya bergenit menyaru sebagai puisi, atau berusaha
membentuk kalimat. Misalnya bahwa Ayang sudah ditentukan umurnya-
-meskipun mati karena batuk kurang dramatis, dan ada lelaki yang suka
menggendong, mencintainya, walaupun Ayang tinggal separuh.
Barangkali itu terjadi karena Rabu selalu bergegas ke
arah Sabtu yang selama ini menunggu.
Seorang gadis bernama Ayang menderita
kelainan batuk, sebenarnya karena dikutuk setiap kali dipeluk.
Nasib Ayang benar-benar malang. Ia menderita. Setiap kali batuk satu giginya
tanggal, hingga akhirnya ia ompong. Pandangannya kosong. Untuk mengganti giginya
yang tanggal, dipasang gigi anjing. Tapi suara Ayang jadi melengking…
Kutipan di atas ada dalam buku ini. Tapi itu bukan cerita yang sesungguhnya,
karena kejadian membentuk ceritanya sendiri. Setiap kata mengajak kata yang
berdekatan, lalu ada kalanya bergenit menyaru sebagai puisi, atau berusaha
membentuk kalimat. Misalnya bahwa Ayang sudah ditentukan umurnya-
-meskipun mati karena batuk kurang dramatis, dan ada lelaki yang suka
menggendong, mencintainya, walaupun Ayang tinggal separuh.
Barangkali itu terjadi karena Rabu selalu bergegas ke
arah Sabtu yang selama ini menunggu.